PT. KIMIA FARMA Tbk

Pemasaran Lini OGB

Kantor Pusat : Jl. Veteran 9 Jakarta Pusat

Representatif Jatim : Jl. Jemursari 41 Surabaya

Telp : +6281703330381

email : jaka_ogbjatim@yahoo.com

Selasa, 08 Juni 2010

Beta Bloker

Dikloroisoproterenol adalah obat beta bloker yang pertama ditemukan tetapi tidak digunakan karena obat beta bloker ini juga merupakan agonis parsial yang cukup kuat.

Gbr. Struktur propanolol

Propranolol yang ditemukan kemudian, menjadi prototipe golongan obat beta bloker. Sampai sekarang, semua obat beta bloker baru dibandingkan dengan prapranolol.

Obat beta bloker merupakan obat yang menghambat efek sistem saraf simpatis.

Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.

Obat beta-blocker efektif diberikan kepada:

  1. penderita usia muda
  2. penderita yang pernah mengalami serangan jantung
  3. penderita dengan denyut jantung yang cepat
  4. angina pektoris (nyeri dada)
  5. sakit kepala migren.

Obat beta bloker dibagi menjad dua golongan berdasarkan kerjanya pada reseptor beta1 atau reseptor beta2 (kardioselektif) yaitu yang selektif dan nonselektif.

Asebutolol, metoprolol, atenolol dan bisoprolol merupakan obat beta bloker selektif karena mempunyai afinitas yang lebih tinggi terhadap reseptor beta1 daripada reseptor beta2. Obat beta bloker lainnya merupakan obat beta bloker nonselektif.

Cara kerja obat beta bloker

Efek terhadap sistem kardiovaskular merupakan efek obat beta bloker yang terpenting, terutama akibat kerjanya pada jantung.

Obat beta bloker mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard. Efek ini kecil pada orang normal dalam keadaan istirahat, tetapi menjadi nyata bila sistem simpatis dipacu, misalnya sewaktu olah raga atau stress.

Obat beta bloker tidak menurunkan tekanan darah yang normal, tetapi menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Mekanisme antihipertensi beta blker ini masih belum jelas.

Pemberian obat beta bloker secara terus menerus pada penderita hipertensi pada akhirnya meyebabkan penurunan resistensi perifer. Mekanismenya belum diketahui, tetapi mungkin sekali karena adanya penyesuaian pembuluh darah perifer terhadap pengurangan curah jantung yang berlangsung secara kronik/terus menerus.

Di samping itu, hambatan sekresi renin dari ginjal oleh obat beta bloker juga menimbulkan efek hipotensi/tekanan darah rendah. Sebagian sekresi renin akibat diet rendah natrium juga dihambat oleh obat beta bloker.

Angina pektoris.

Beta bloker bermanfaat untuk penderita angina pektoris untuk meningkatkan ketahanan dalam melakukan kegiatan fisik. Semua obat beta bloker efektif untuk angina pektoris.

Aritmia

Beta bloker dapat memperlambat respon ventrikel pada takiaritmia supraventrikel bahkan dapat menghilangkan aritmia.

Untuk pemilihan obat beta bloker yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter spesialis jantung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IP
free counters