PT. KIMIA FARMA Tbk

Pemasaran Lini OGB

Kantor Pusat : Jl. Veteran 9 Jakarta Pusat

Representatif Jatim : Jl. Jemursari 41 Surabaya

Telp : +6281703330381

email : jaka_ogbjatim@yahoo.com

Kamis, 13 Januari 2011

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTARA LIDOKAIN DENGAN FENTANYL UNTUK MENGURANGI NYERI PENYUNTIKAN ROCURONIUM

Rocuronium adalah obat pelumpuh otot yang sering digunakan pada pelaksanaan aanestesi umum. Efek samping Rocuronium adalah rasa nyeri lokal pada saat penyuntikan melalui vena perifer. Fentanyl dosis kecil yang diberikan sebelum induksi Rocuronium dapat mengurangi insiden dan intensitas nyeri. Lidokain adalah obat anestesi yang dipakai secara luas sebagai metoda untuk mengurangi nyeri penyuntikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan efektivitas antara Lidokain dengan Fentanyl untuk mengurangi nyeri penyuntikan Rocuronium. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan uji klinis acak buta ganda. Subjek penelitian adalah pasien operasi di IBS RSUD dr. Moewardi Surakarta sebanyak 30 pasien. Pasien laki-laki atau wanita usia 18-60 tahun, status fisik ASA I - II dengan anestesi umum. Kelompok I adalah Lidokain 2% 0,5 mg/KgBB, Kelompok II adalah Fentanyl 1µg/KgBB dan untuk Kelompok III adalah kelompok Kontrol (Normal Saline 2ml). Nyeri dinilai menggunakan Visual Analogue Scale (VAS). Dalam penelitian ini didapatkan efek analgesia pada Kelompok Obat (Fentanyl 1µg/KgBB dan Lidokain 2% 0,5 mg/KgBB) lebih efektif dibandingkan dengan Kelompok Placebo dalam mengurangi nyeri akibat penyuntikan Rocuronium 0,5mg/KgBB (p>

Pengaruh penambahan fentanyl 100mg pada anestesia epidural ropivakain 0,75% terhadap mula kerja blok sensorik dan blok motorik

Kelemahan anestesia epidural adalah mula kerja yang lebih lama. Berbagai upaya dicoba dilakukan untuk mempercepat mula kerja anestesia epidural. Salah satunya adalah penambahan fentanil ke dalam obat anestesia lokal. Penelitian ini melihat pengaruh penambahan fentanil 100µg pada anestesia epidural ropivakain 0,75% terhadap mula kerja blok sensorik dan blok motorik. Metode : Penelitian ini dilakukan pada 28 subyek penelitian yang Akan menjalani anestesia epidural dengan ASA I-II dengan uji klinis tersamar ganda . Subyek penelitian dibagi dua kelompok. Kelompok A(fentanil) yaitu penambahan fentanil 100µg 2m1 dan kelompok B (kontrol) penambahan NaCl 0,9% 2 ml ke dalam ropivakain 0,75% 13 ml. Dilihat dan dicatat mula kerja blok sensorik dermatom setinggi T10, T8, T6, T5 dan T4 dengan tes Pinprick. Dan dilihat dan dicatat mula kerja blok motorik dengan skala Bromage 1 & 2. Perubahan hemodinamik dan efek samping infra operatif juga dilihat dan dicatat. Hasil : Mula kerja blok sensorik setinggi dermatom T10, T8, T6, T5 lebih cepat pada kelompok A (fentanil) dibanding kelompok B (kontrol) dengan p>0,05. Mula kerja blok motorik dengan skala bromage 1&2 lebih cepat pada kelompok A (fentanil) dibanding kelompok B (kontrol), dengan p>
IP
free counters